Rabu, 01 September 2010

Serayu

Serayu..., Padamu ku titipkan kisah ini...

Sore itu Aliran serayu begitu  kecil. Walau diatas sana telah dubangun sebuah Bendung Gerak Serayu, tapi ini adalah musim kemarau. Aliranyya tak seberapa besar. Aliran serayu terpaksa harus benar-benar dibatasi agar daerah yang menggantungkan aliran irigasi kepada serayu bisa tetap bertahan di musim yang panas ini.

Perlahan aku menggandeng tangan sahabatku, aku ajak dia untuk menyusuri tiap centi alirannya. Tertuju pada suatu tempat dimana terdapat sebuah batu besar, kami berhenti dan duduk bersama. Memandang sekitar sangatlah terasa damai. Banyak penduduk lokal yang memanfaatkan aliran serayu ini. Mulai dari mandi hingga cuci baju. Memandang sejenak ke depan terdapat pegunungan yang tak terlalu tinggi. Tetapi sayang, mulai gundul oleh ulah tangan tangan jahil.

"Ryan, kenapa seh dari tadi diam?" Tanyaku.

""Gak apa apa Gie...." jawabnya dengan nada lesu

"ko kelihatannya kamu tak bersemangat sama sekali??" tanyaku penasaran.

Sejenak dia diam, merunduk lalu memandangku.

"Gie, kamu tahu kan, Sekarang kita sudah kelas 3 SMP, dan sebentar lagi Kamu pun Ulang tahun... Tak terasa kita telah beranjak remaja."

"Lalu apa hubungannya dengan kelesuanmu Ryan?" Tanyaku sambil turun dari batu dimana tempat kami berdua duduk

Ryan pun mengikuti aku turun, lalu menuju ke aliran sungai yang begitu indah di tengah sana. Lalu kami berdua membiarkan kaki kami terjilat oleh dinginnya air Serayu.

"Sebentar lagi kita SMA. dan aku akan melanjutkannya di Kota. Sedangkan kamu, akan melanjutkannya di Kotamu juga. Kita akan bertemu dengan banyak teman baru. Dengan begitu, akan banyak waktu yang kita butuhkan. Belajar, Les dan lainnya. Secara Otomatis, kita akan jarang bertemu. aku takut, kau lupa denganku" Celutuknya

"Akh, kau terlalu takut Ry... Siapa pula yang akan meninggalkanmu. Kau itu tetap sahabtku yang tervaik, untukmasa lalu, sekarang dan selamanay. Dengan siapa lagi coba aku harus memanjat JAmbu tetangga kalau bukan dengan kamu?" Jawabku sambil meyakinkan dia.

"Percayalah Ry, kita pasti akan bersama terus.. walau nanti Kita punya hidup masing-masing, kesibukan masing-masing atau bahkan teman hidup masing-masing. Jangan-jangan kau yang akan melupakanku ya.... hayo ngaku" jawabku sambil berlari.

"akh, gak akan. Gak akan mungkin gie..." jawabnya sambil mengejarku.

Ya, persahabatan bagi kami adalah segalanya. Hanya Tuhan yang bisa memisahkan. Seperti yang telah terjadi, semua itu hanya tinggal sebuah kenangan yang disimpan rapi oleh Serayu, sungai yang membelah Banyumas yang menjadi saksi bisu kisah kami. Ryan, yang kini telah menyatu dengan Serayu, telah benar-benar kembali dan menjalani hidup yang sebenarnya. Tapi aku yakin, dia pasti akan terlahir kembali dalam sosok lain yang mungkin suatu saat nanti akan aku temui.

Serayu, jaga kisah kami. Simpan semua kenangan yang kau ketahui tentang kami dan ceritakan kepada semua penghuni kerajaanmu. Bawa  kisah kami sampai ke samudra yang luas. Agar kami bisa tetap bersatu.....

Aku masih selalu mengingatmu, mengingat senyummu... menginta untaian mutiara yang selalu terselip dalam senyummu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Copy Paste Tapi selalu CANTUMKAN SUMBER sebagai sarana perlindungan HAK CIPTA.