Rabu, 29 September 2010

Kalimat tak Berarti

Diambil dari status Facebook saya ketika saya sedang jatuh dalam kesedihan.

Raganya cadas menantang badai, tetapi jiwanya rapuh seperti cermin...

 

Saat Jiwa tak tenang, Arah seperti menyesatkanku kedalam tumpukan semu yang menjalar. Dan aku pun hanya mampu bertanya, kira-kira lembah salju ada dimana ya?

 

Ingin Rasanya Kuakhiri semuanya sampai disini... Tak ada lagi esok, Tiada lagi canda, tiada lagi tawa, tiada lagi air mata. Yang tersisa hanya senyum beku yang mengembang ditengah jiwa yang begitu tenang.... Hilang semua beban duniawi....

 

Air dan Api, Hitam dan Putih, Panas dan Dingin... selalu bertolak belakang. Tetapi mereka saling melengkapi agar tercipta suatu perpaduan yang harmonis diantara keduanya....

 

Menyusupi tiap butir pasir di Widarapayung membuatku ingat akan kisah lalu. Butiran butiran persahabatan semakin kokoh taktala dia beradu dengan butiran lain dan bersatu menciptakan sebuah pantai dengan penuh keindahan. Ombak menerjangnya sebagai sebuah masalah yang akan selalu dihadapi.... memberikan warna yang berbed...a pada pantai yang terasa kian asing di dalam jiwaku...

 

Rupanya benar. Ketika hujan tertutup awan, mentari pun masih tetap setia menyambut sang rembulan yang tak pernah terlihat lagi.... Haruskan mendung selalu menjadi penghalang bagi mereka

 

Biarlah Rembulan dan Matahari tak pernah bertemu. Tapi mereka akan selalu satu dalam sebuah Cinta... Mereka padu menerangi dunia. Memberikan pijar kasih dan menghalau kegelapan jiwa...

 

Mengingat kisah itu berarti membuka luka hati dan membuat penghormatan itu menjadi sebuah kebencian yang mendalam. Jika siang selalu dirajai Matahari, mengapa malam tak selalu dihiasi bulan?

 

Menuyusuri tiap lekuk sungai mahakam, membawaku kembali ka masa silam.... Sebagai seorang yang tak pernah kukenal tapi pernah kualami...

 

Tak hanya kebahagiaan yang harus kita rasakan, tetapi kesedihan pun harus bisa kita nikmati.... Malam tak selalu harus Indah saat pagi cerah dan ceria...

 

Rasanya aku ingin menghabiskan waktuku dengan malam. Akan kuajak dia berfikir tentang apa itu kisah dan apa itu sebuah Jawaban. Akan ku arungi malam dengan berjuta tanya dan aku akan menyelam mencari jawab disetiap tabir yang tertutup. Malam ini, aku ingin menjadi yang pernah ada dan menjalani kisah yang pernah kulalui....

 

Aku mengagumimu karena kau memancarkan sebuah keindahan sebagai ciptaan sang Pencipta. Setiap tindakanmu membiaskan sebuah makna tentang Keagungan sang Pencipta. Setiap lekuk tubuhmu mengkiaskan sebuah Seni yang sempurna...

 

Tak perlu aku membiaskan suatu Kata agar bisa menjadi indah untuk melukiskan keindahanmu. Karena keindahanmu begitu nyata...

Hanya Engkau Satu


by Andrei Aksana
Biarlah kita yg tahu
Mengapa cinta bertaut

Hanya engkau satu di dalam hatiku
Untuk selamanya meski terbelenggu
Hanya engkau satu mengisi kalbuku
Seumur hidupku walau tak bersatu

reff:
Kaulah satu-satunya alasan bagiku
Mencintai dirimu tanpa kuragu
Kaulah satu-satunya tujuan hidupku
Memilih cintamu meski semua semu

repeat reff

Hanya engkau yang ku punya
Hanya engkau yang ku cinta
Hanya engkau yang ku puja
Hanya engkau satu



Lagu Hanya Engkau Satu by Andrei Aksana diambil dari Youtube....

Sabtu, 04 September 2010

Coretan Pinggir Serayu

Di Tepian Serayu Aku Menulis
Menuliskan semua kisah Tentangku,
Tentangmu, Tentang Mereka dan Dunia
Menuliskan sajak sajak pelipur lara
Menghadirkan sejuta kenangan yang tiada tara
Melupkan seluruh emosi jiwa yang bersambung dari dalam raga
Menghilangkan sejenak kesan yang tak termakna
Menghadirkan sejuta cinta dalam sebuah dilema

Di Tepian Serayu Aku Mencari Arti
Tentang namanu Serayu
Tentang apa itu hidup dan perjuangan
Tentang cinta dan Kenimkatan sesaat
Tentang Wanita dan Lelaki yang diharuskan bersatu
Tentang liku takdir seseorang
Tentang Fatamorgana kehidupan
Tentang arti dibalik setiap lembut aliranmu
Dan Tentang Aku, Kau, Mereka dan Dunia

Di Tepian Serayu Aku bersaksi
Bahwa hidup memanglah sebuah pilihan
Bahwa hidup harus kita jalani tanpa keterpaksaan
Bahwa Cinta itu adalah sebuah pilihan
Bahwa Cinta harus kita jalani tanpa keraguan
Bahwa Serayu tak akan berhenti mengalir
Bahwa Aku, Kau, Mereka dan Dunia adalah harus satu

Di Tepian Serayu Aku Menangis dan Bertanya
Mengapa semua harus terjadi padaku?
Mengapa hidup ini begitu singkat Untuk kebaikan
Mengapa hidup ini begitu singkat untuk Cinta
Mengapa hidup ini begitu singkat untuk menyayangi
Mengapa hidup ini begitu singkat untuk memberi
Mengapa hidup ini begitu singkat untuk mengasihi sesama

Di Tepian Serayu Aku Meratap
Sudahkah Cinta kita bersatu dengan semestinya
Sudahkan Dunia ini ditempati orang yang semestinya
Sudahkan Kebaikan hiang dari peredarannya
Sudahkan kejhahatan lenyap dari segala nya
Sudahakah Kau menjadi Milikku wahai Kekasihku???

Di Tepian Serayu Aku Berucap
Jaga kisahku wahai Serayu
Jaga kisah dunia ini
Jaga Aliranmu
Jaga kehidupan Manusia yang bergantung padamu
Jaga semua keseimbanganmu
Jaga semua kisah yang telah kau saksikan
Kisah tentang hidupku bersama manusia
Kisah tentang Aliranmu bersama manusia
Kisah tentang Baik dan Buruk manusia
Kisah tentang Alam dan Manusia

Di Tepian Serayu... Aku Mengahkiri hidupku....
Di Tepian Serayu... Aku pun akan memulai Hidupku kembali....

Rabu, 01 September 2010

Aku Bukan Pujangga

Tulisanku tak sehebat Tulisan Mereka
Makna dalam tulisanku tak sedalam makna dalam tulisan mereka
Pilihan kata yang ku Gunakan juga tak seindah kata-kata mereka

Aku Bukanlah Pujangga
Aku hanya Manusia Biasa
Ku hanya mencoba untuk menuliskan apa yang Kurasa
Mengabadikan apa yang kujalani
Membiarkan teruntai dalam sebuah kata
Walau aku sendiri sadar
Bahwa kata yang kurajut akan sangat susah dimengerti

Aku bukanlah Taufik Ismail
Apalagi seorang Chairil Anwar
Karyaku tak sehebat milik para Pujangga Lama
Tak seindah milik mereka Angkatan Pujangga Baru dan Balai Pustaka
Atau mereka Angkatan 66 yang begitu membahana

Aku hanya ingin Tulisanku bisa kubaca
Kukenang dan menjadi saksi antara ada dan tiada
Menjadi Saksi bisu kisah yang kulalui
Menjadi apa yang dinamakan sebuah Puisi

Semuanya terangkai dalam satu kata
Dalam satu wadah yang tak ternama
Dalam sebuah Sastra
di sebuah Aliran sungai Serayu....

Hidup Hanya Sebentar

Kita sering berfikir bahwa Harta akan membuat kita bahagia, tapi nyatanya TIDAK.
Kita mengumpulkan Harta ibarat Kita menangkap dan Mengumpulkan Kupu-kupu. Kupu-kupu satu persatu kita tangkap, kita masukkan dalam kandang. Dengan tekun dan telaten, kita tangkap setiap hari walau harus jatuh dan berlari...
Setelah Kupu-kupu itu penuh dalam kandang, kita berharap bisa bermain dengan semua kupu-kupu yang kita tangkap. Tapi kita takut semua kupu-kupu itu lepas.

Bandingkan dengan mereka yang suka mencangkul. Mereka mengolah Tanah mereka untuk mereka tanami Bunga-bunga. Mereka bekerja keras dengan jerih payah, agar tiap biji yang disemai mampu menjadi tunas dan tumbuhan yang berbunga indah serta wangi. TEntunya Tumbuhan dan Bunga tersebut bisa menarik banyak kupu-kupu untuk bermain diantaranya. Kita pun tak takut jika kupu-kupu itu lepas, karena bunga berikutnya akan membawa lebih banyak kupu-kupu yang datang.

Ya, Kupu-kupu ibarat adalah harta yang kita kumpulkan. Saat kita hanya berfikir untuk mengumpulkan harta, maka harta itu akan cepat terkumpul tai kita juga takut untuk kehilangan harta tersebut. Berbeda dengan mereka yang mau mencangkul alias membuat sumber harta untuk dikumpulkan. Mereka yang mau mencangkul, mengikuti sebuah proses agar harta itu datang sendiri tanpa kita kejar. Kita hanya bekerja keras pada awalnya, namun akhirnya kita akan memetik semua kerja keras kita berupa harta tanpa kita takut kehilangannya. Hal ini sangat berbeda sekali dengan orang yang hanya mengejar dan mengumpulkan lalu takut kehilangan harta mereka.

Sobat tercinta, marilah kita mulai berfikir untuk Jangan pernah takut dan Jangan pernah berhenti untuk mencoba sesuatu. Sesuatu yang baik pasti akan berbuah manis walau pahit diawalnya. Jangan pernah Ragu untuk memulai USaha baru walau terkesan gagal dan diremehkan banyak orang. Percayalah, dengan Mimpi kita, Harapan kita, Doa kita, Usaha Kita, dan semangat kita dan dukungan dari orang lain, maka semua impian kita bisa terwujud.

Sobat , Hidup hanya sebentar, jadi untuk apa kita mengumpulkan harta yang berlebih? Gunakan sebaiknya dan semaksimal mungkin selama kita masih sanggup untuk memberikan yang terbaik kepada sesama.

Tuhan

Tuhan...
Tuhan...
Tuhan...
Tuhan...

Maha Pemberi Kasih
Maha Bijaksana
Maha Kuasa
Maha Pengampun
dan Maha Segalanya

Serayu

Serayu..., Padamu ku titipkan kisah ini...

Sore itu Aliran serayu begitu  kecil. Walau diatas sana telah dubangun sebuah Bendung Gerak Serayu, tapi ini adalah musim kemarau. Aliranyya tak seberapa besar. Aliran serayu terpaksa harus benar-benar dibatasi agar daerah yang menggantungkan aliran irigasi kepada serayu bisa tetap bertahan di musim yang panas ini.

Perlahan aku menggandeng tangan sahabatku, aku ajak dia untuk menyusuri tiap centi alirannya. Tertuju pada suatu tempat dimana terdapat sebuah batu besar, kami berhenti dan duduk bersama. Memandang sekitar sangatlah terasa damai. Banyak penduduk lokal yang memanfaatkan aliran serayu ini. Mulai dari mandi hingga cuci baju. Memandang sejenak ke depan terdapat pegunungan yang tak terlalu tinggi. Tetapi sayang, mulai gundul oleh ulah tangan tangan jahil.

"Ryan, kenapa seh dari tadi diam?" Tanyaku.

""Gak apa apa Gie...." jawabnya dengan nada lesu

"ko kelihatannya kamu tak bersemangat sama sekali??" tanyaku penasaran.

Sejenak dia diam, merunduk lalu memandangku.

"Gie, kamu tahu kan, Sekarang kita sudah kelas 3 SMP, dan sebentar lagi Kamu pun Ulang tahun... Tak terasa kita telah beranjak remaja."

"Lalu apa hubungannya dengan kelesuanmu Ryan?" Tanyaku sambil turun dari batu dimana tempat kami berdua duduk

Ryan pun mengikuti aku turun, lalu menuju ke aliran sungai yang begitu indah di tengah sana. Lalu kami berdua membiarkan kaki kami terjilat oleh dinginnya air Serayu.

"Sebentar lagi kita SMA. dan aku akan melanjutkannya di Kota. Sedangkan kamu, akan melanjutkannya di Kotamu juga. Kita akan bertemu dengan banyak teman baru. Dengan begitu, akan banyak waktu yang kita butuhkan. Belajar, Les dan lainnya. Secara Otomatis, kita akan jarang bertemu. aku takut, kau lupa denganku" Celutuknya

"Akh, kau terlalu takut Ry... Siapa pula yang akan meninggalkanmu. Kau itu tetap sahabtku yang tervaik, untukmasa lalu, sekarang dan selamanay. Dengan siapa lagi coba aku harus memanjat JAmbu tetangga kalau bukan dengan kamu?" Jawabku sambil meyakinkan dia.

"Percayalah Ry, kita pasti akan bersama terus.. walau nanti Kita punya hidup masing-masing, kesibukan masing-masing atau bahkan teman hidup masing-masing. Jangan-jangan kau yang akan melupakanku ya.... hayo ngaku" jawabku sambil berlari.

"akh, gak akan. Gak akan mungkin gie..." jawabnya sambil mengejarku.

Ya, persahabatan bagi kami adalah segalanya. Hanya Tuhan yang bisa memisahkan. Seperti yang telah terjadi, semua itu hanya tinggal sebuah kenangan yang disimpan rapi oleh Serayu, sungai yang membelah Banyumas yang menjadi saksi bisu kisah kami. Ryan, yang kini telah menyatu dengan Serayu, telah benar-benar kembali dan menjalani hidup yang sebenarnya. Tapi aku yakin, dia pasti akan terlahir kembali dalam sosok lain yang mungkin suatu saat nanti akan aku temui.

Serayu, jaga kisah kami. Simpan semua kenangan yang kau ketahui tentang kami dan ceritakan kepada semua penghuni kerajaanmu. Bawa  kisah kami sampai ke samudra yang luas. Agar kami bisa tetap bersatu.....

Aku masih selalu mengingatmu, mengingat senyummu... menginta untaian mutiara yang selalu terselip dalam senyummu...

Ibu

Ibu...
Aku Tahu kau menanti dengan penuh kegelisahan
Di Atas Ranjang yang hangat ini
Kau selalu menanti dengan penuh harapan
Doa selalu kau panjatkan tanpa pernah kau akhiri
untuk sang Anak yang berada Jauh di sebrang sana....

Ibu...
Aku tahu semuanya telah kau lakukan
Kau membohongiku demi kebaikanku
Kau rela melepaskan sisa yang kau miliki demi anakmu
Kau merelakan semuanya Ibu....

Sudah lama aku tak melihat senyummu Ibu
Senyum yang setiap Pagi selalu Tulus menyapaku
Senyum yang selalu memberikan kekuatan
dan Aku rindu akan senyummu Ibu

Ibu

Ibu...
Aku Tahu kau menanti dengan penuh kegelisahan
Di Atas Ranjang yang hangat ini
Kau selalu menanti dengan penuh harapan
Doa selalu kau panjatkan tanpa pernah kau akhiri
untuk sang Anak yang berada Jauh di sebrang sana....

Ibu...
Aku tahu semuanya telah kau lakukan
Kau membohongiku demi kebaikanku
Kau rela melepaskan sisa yang kau miliki demi anakmu
Kau merelakan semuanya Ibu....

Sudah lama aku tak melihat senyummu Ibu
Senyum yang setiap Pagi selalu Tulus menyapaku
Senyum yang selalu memberikan kekuatan
dan Aku rindu akan senyummu Ibu

Coretan Bodoh dari Pemuda tak Berotak

Hatiku saat ini tengah berkecambuk. Pertempuran antara beberapa hal membuatku melemah dan tanpa kendali. Nafsu duniawi mengalahkan semua imajinasi yang telah ku tata secara matang dan penuh ketenangan jiwa. Jiwaku seolah-olah mati, ragaku seolah-olah musnah tanpa bekas ditelan dunia yang tua ini dan Keserakahan yang abadi.

Lama ku hidup dalam sebuah keterasingan yang kujalani dengan penuh paksaan, bahkan aku tak sempat untuk mengatakan apa yang harusnya ku katakan padamu. Bibir ini seolah terjahit oleh keangkuhanmu, pikiran ini seolah terbekukan oleh egomu dan jiwa ini terasa mati oleh sikapmu yang begitu kuat untuk sekedar ku masuki.

Akh, rasanya ingin kuputar ulang waktu, ingin ku balikkan dunia agar semuanya apa yang ada dan nyata menjadi semu dan tak pantas lagi. Tapi aku tak bisa lakukan apapun, karena aku tak bisa. Tuhan masih sebagai pengendali Utama kehidupan ini. Aku hanya menjalankan apa yang telah Tuhan rencanakan.

Hidup di sebuah negri yang penuh kemunafikan, janji janji palsu dan omong kosong serta kerakusan para petinggi membuatku semakin bertambah galau dan gelisah, bahkan menggila karena kerasnya aturan yang harus terpaksa kami jalani. Tapi inilah takdir yang telah Tuhan gariskan, semuanya terang dan nyata. Samar-samar akan hilang oleh cahaya yang datang dari celah Rumbia.

Akhirnya nanti akan tiba semuanya pada satu masa yang tak biasa,ketikan semuanya harus berbalik total dan menyeluruh. Menjadikan penguasa sebagai jelata dan jelata sebagai raja. Menghakimi semuanya yang telah terbukti menjadi pengecut-pengecut di sisa jaman. Menghancurkan segala macam tirani yang telah membelenggu dan memotong lidah kami yang teracam. Menjadikan negri ini sebagai negri yang makmur akan raja raja yang arif dan bijaksana. Menjadikan negri ini menjadi negri yang paling disegani oleh dunia dan negri yang dipuja oleh seluruh bangsa.

Sekarang..., aku hanya ingin melakukan satu hal. Pergi memandang laut. Mencoba untuk menerobos celah cakrawala dan menyingkap tabir misteri dibalik semua itu. Berjalan diatas butiran butiran pasir pantai yang belum ternodai oleh kemunafikan dan keserakahan dan membiarkan jemari kakiku bebas menikmati jilatan jilatan dari ombak yang datang. Indah rasanya.... Tenang rasanya.... damai Rasanya... hidup disuatu tempat tanpa kemunafikan, kesombongan, keserakahan dan keangkuhan yang mencoba menantang Tuhan di dunia ini. Indah rasanya jika di dunia itu hanya ada Aku, Kau dan beberapa orang tanpa nafsu serta keserakahan yang menyelimuti hatinya.

Aku takut jika semuanya hanya mimpi karena dunia ini penuh dengan sandiwara dan omong kosong yang memuakkan. Penuh dengan intrik licik yang saling menjatuhkan dan penuh dengan segala hal hal brengsek yang perlu di babat habis tanpa ampun. Kesal dan sebal rasanya jika semuanya itu kandas oleh pikiran pikiran manusia manusia licik.

Tapi aku yakin, suatu saat nanti, entah esok, lusa, lusa atau lusa... semuanya akan menjadi nyata. Entah ada atau tiadanya aku disitu, entah ada atau tiadanya kita disana, atau bahkan saat semua manusia telah ditiadakan karena sudah terlalu melampaui batas kewajaran yang telah digariskan-Nya. ya... Suatu saat nanti.... ya Suatu saat nanti... Entah kapan Suatu saat nanti itu datang..... dan Suatu saat nanti yang hanya ada Aku, Kalian dan Tuhan....


Sebuah Negri di Sebrang Jalan, 28 Juli 1610

Anak Tepian Serayu

Aku hanyalah seorang anak Tepian Serayu, yang bersahabat dengan Alam. Mencoba terus menjaga aliran sungai kehidupan, menyelaraskan alam dengan pikiran manusia...
 
Aku dilahirkan pada tanggal 13 Desember 1990 di sebuah Dusun kecil di tepi aliran Serayu. Saat itu serayu sedang bergejolak, airnya penuh dan pasang. Serayu seakan-akan menyambut hadirnya diriku didunia ini.

Pada saat aku beranjak menjadi anak-anak, serayu lah yang menjadi saksi bisu dan pengasuhku. Hampir tiap hari kulalui hari-hariku di tepi serayu. Berenang saat air surut dan memancing. Kail, Burung pemakan Ikan dan Hewan sejenis kadal telah menjadi sahabatku saat itu. Tapi sayang, tahun 1996, Aliran serayu terbendung oleh sebuah Bendung yang dibangun Angkuh menjulang ke atas. Membagi aliran ke bebrapa tempat dan menghentikan aliran kala kemarau tiba. hal ini membuat Serayuku seolah-olah tertelanjangi karena dasar sungai nya terlihat.

Untuk Sahabat

Sahabat.... Tahukan jika hari-hari kian terasa sepi tanpa hadirnya dirimu...
Setelah perpisahan itu, rasanya hari-ahri telah mati
Berjalan dalam sebuah kekakuan hidup
Menyusuri fataorgama dunia membuatku letih berfikir tentang apa tujuan yang sebenarnya
Memaksaku untuk berbuat apa yang tak bisa kuperbuat
Mencoba memaksakan apa yang sebenarnya tak dapat aku rasakan dalam kepedihan jiwa ini

Sahabat... Masih ingatkah kau tentang cerita kita?
Disaat kita bersama, kita bercanda dan tertawa sampai tak kenal dengan apa itu lara dan kesedihan
Saat air mata jatuh beruraian tanpa sebuah kepastian, kau membendungnya dengan kasih yang kau pancarkan tulus dari dalam hatimu.
Saat kita sama-sama terjatuh, kau selalu mengatakan kita harus bangkit dan pegang tanganku lalu rangkullah pundakku bahkan dalam keadaan dirimu terluka.

Saat itu disebuah pantai Persahabatan, kita telah berjanji akan selalu bersama dan selalu berbagi canda tawa walau nanti pada saatnya kita akan memiliki dan memilih jalan hidup masing-masing.
Kita telah mengucap sebuah janji yang tulus dari hati untuk selalu mengingatkan dan selalu memaafkan.

Hari-hari ini terasa sangat sepi tanpa ada suara-suara yang mengalir lembut dari dirimu, tanpa adanya senyuman senyuman manis yang terpampang diwajahmu, tanpa adanya tatapan keyakinan dan penuh keoptimisan yang pernah kau ajarkan padaku dan tanpa satu kisah yang akan menjadi sejarah persahabatan kita, tanpa adanya warna warni kehidupan yang kau tunjukan padaku tentang apa arti hidup dan berbagi yang sebenarnya.

Sahabat, datanglah padaku dan kita mulai lagi menuliskan sejarah kisah kita di pohon itu. Aku yang selalu kau rangkul saat aku mulai lemah dan aku yang selalu kau genggam erat tanganku saat ku telah jatuh.

Hitam

Hitam hanya hitam
Kelam
Gelap
Tak Bercahaya
Noda
Sihir
Pekat

Hitam akan membuat semuanya menjadi gelap
Hitam akan memberikan kegelapan
Hitam adalah dingin
Hitam adalah tak nampak
Hitam akan membuat semuanya terdiam

Aku Bukan Siapa-Siapa.....

Aku bukan Presiden
Aku bukan Mentri
Aku bukan Gubernur
Aku bukan Bupati
dan Aku bukan Seorang Camat

Aku bukan artis
Aku bukan Atlet
Aku bukan Bangsawan
Aku bukan Sastrawan
Aku bukan Pengusaha
Aku juga bukan wirausahawan

Aku hanya aku
Hanya manusia biasa yang mencoba untuk membahagiakan hatimu

Ijinkan aku untuk menjadi Aku
Agar Aku bisa membahagiakanmu dengan usahaku

Sahabat, Aku Rindu...

sahabat.....

kata yang sangat indah...
menyentuh dan penuh makna...

aku rindu akan kehadiran kalian yang seperti dulu...

aku hanya bisa berharap, kita bisa bersama lagi....

saling bercanda dan tertawa, mengejek dan menceritakan semua apa yang telah kita jalani sampai bercucuran air mata....

setiap detik bagi kita adalah sebuah waktu yang sangat berharga...

setiap hembusan nafas kita adalah sesuatu yang sangat bermakna dan terlalu indah bagi kita....

saat aku sedih, kau mencoba menghibur, tetapi apa balasaku... kau aku hina...

saat aku senang, kadang aku tak memikirkanmu, tetapi setiap saat kau memikirkanku...

sampai suatu saat tiba, kita dipisahkan oleh keadaan...


kau jauh disana dengan apa yang sedang kau impikan...

aku diini hanya untuk mencari masa depan...

perpisahan sementara ini sungguh menyedihkan...

setiap hari harus aku lewati hari-hari tanpamu,
tanpa candamu, tanpa tangismu dan tanpa senyummu....

hari-hari ini hampa... semua sudah berubah...

sepi.... sunyi.....

sahabat, maafkan semua kesalahan yang telah aku perbuat.....

jika suatu saat ini tubuhku terbaring kaku, aku hanya ingin melihat satu senyum diwajahmu...

aku tak ingin melihat tetesan mutiara air mata mengalir...

dan satu hal yang ingin aku dengar...

" kaulah sahabat terbaikku....."

sambil kau menutup mukaku dengan selembar kain putih....

sahabat... aku rindu saat-saat kebersamaan kita sebelum malaikat maut menjemputku....

sahabat, ijinkanlah aku mengulangi sekali lagi saat-saat indah seperti dulu denganmu .....

sahabat, aku rindu kalian..... dengarkan jeritan hati ini sahabat.....

Ingin Berbagi

" ingatkah engkau kepada
embun pagi bersahaja
yang menemanimu
sebelum cahaya "

Seperti lirik lagu itulah kenangan semasa SMA bersama-sama teman-teman dari Dewan Ambalan Soesilo Soedarman-Dewi Sartika saat saat perKemahan.

4 tahun yang lalu, aku memutuskan untuk menempuh study di sebuah sekolah menengah atas yang baru berdiri di daerahku, ya SMA N 2 Kroya tercinta.... Disekolah ini aku curahkan segenap perhatian dan tenaga untuk menuntut ilmu. Setiap pagi jam 6, aku selalu melangkahkan kakiku untuk menyusuri jalan di pinggiran pemantang sawah menuju kawah candradimuka ini. dengan berbekal sebuah tas "cangklek" beberapa buku di dalam tas, serta buku-buku super tebal yang harus di jinjing, aku mulai menyusur setiap jalan dengan keteguhan hati mencari jejak-jejak ilmu yang tersebar.

Langkah dan ayunan kaki ini setiap paginya selalu ditemani oleh suara-suara alam yang begitu nyaman, sangat indah dan enak didengar serta dengan dorongan semangat dari sang mentari yang membuat gairahku akan ilmu pengetahuan bergejolak. Dari sisi kanan dan kiri aku lihat hamparan sawah yang menghijau dengan beberapa petani yang sedang menggauli sawah mereka seolah mereka semua berkata " anak muda, kami membutuhkan otakmu ". tapi tunggu, bukankah aku masih terlalu kecil untuk bisa berguna bagi kalian? namun aku akan mencoba cewpat besar dengan membuat perubahan yang besar, agar kalian semua bisa mendapatkan pupuk dengan harga murah dan cepat. Agara nantinya bulir-bulir padi yang kalian hasilkan bisa lebih berharga... tapi aku yakin, walau mungkin bulir-bulir padi yang kalian hasilkan harganya jauh dan jauh rendah, tetapi harga diri kalian tinggi... kalian mau bekerja di sawah demi menghasilkan sebulir padi, bergelut dengan panas dan kotor. namun jiwa kalian tetap bersih ketimbang mereka para politisi yang mengaku bersih dan suci tetapi kotor dan busuk dalamnya.

Sampai pada suatu pasar yang ramai akan hiruk pikuk dengan obrolan para pedagang dan pembeli yang saling tawar menawar. Mereka sibuk menawar barang dengan harga yang murah... pedagang pun sibuk menawarkan dagangannya agar laku terjual. Beberapa dari ibu-ibu pembeli mengeluh, harga semakin mahal dan sulit dijangkau. Padahal mereka sebenarnya tidak tahu, jika mereka sedang dipermainkan oleh para anjink-anjink berdasi yang bermain dibelakang semua ini. bosan dengan obrolan dan keluhan,akupun melangkahkan kembali kakiku dan tepat dihadapanku segerombolan bocah SD yang sedang melangkahkan kakinya untuk belajar menjadi manusia yang beradab. Namun aku sungguh tercengang, bukannya nyanyian Garuda Pancasila ataupun Rayuan Pulau Kelapa yang keluar dari bibir mungil mereka tetapi malah lagu-lagu pop beken yang sedang naik daun. Apakah guru-guru dan orang tua mereka tidak mengajari mereka? ataukah lagu-lagu perjuangan jaman dahulu yang menurut saya sangat indah itu sudah ketinggalan jaman dan tidak "gaul"?

belum genap 50 meter dari gerombolan anak-anak SD tadi, saya terkejut dengan hadirnya seorang nenek tua dengan anak kecil yang berpakaian kumuh dan sobek disana sini. Nenek itu menghampiriku dan memelas.. "nyuwun artone mas..." tanpa basa basi aku menjulurkan uang dari dalam saku depan baju OSIS ku. Sang anak terlihat sangat manis walaupun kotor sana sini, tetapi walau raga mereka kotor, aku sangat yakin batin dan jiwa mereka bersih, tidak seperti para manusia berdasi yang duduk memerintahkan sebuah wilayah, berpakaian serba bagus , bersih dan rapi tetapi dalamnya kotor dan busuk. hmm.. pemandangan yang sungguh sangat bertentangan dengan UUD 45 dimana fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Mungkin negara hanya memelihara mereka tanpa mau bertanggung jawab, sehingga jika mereka dipelihara maka jumlah mereka akan semakin banyak dan tumbuh pesat. Serta sangat kontras dengan salah satu pasal yakni bahwa setiap warga negara berhak atas penghidupan yang layak dan berhak untuk mendapatkan pengajaran? tetapi apakah yang terjadi.... pasal itu hanya milik mereka para penguasa uang, para penggila uang dan kedudukan.bukan bagi para manusia dengan raga kotor tetapi hati yang bersih seperti nenek-nenek dan anak kecil tadi.

Sampai didepan sekolah, aku menyadari bahwa sekolahku jauh dari layak untuk sebuah sekolah. tak ada pintu gerbang, tak ada laborat yang memadai, bila hujan selalu banjir, dan bila panas selalu banyak debu yang berterbangan.buku-buku tak lengkap dan sering kali kami harus mencari bahan materi pelajaran sendiri. Seharusnya sekolahku bisa lebih baik dan bagus daripada sekarang, namun sayang.. uang dan biaya yang seharusnya digunakan untuk membangun fasilitas sekolah bagi calon pemimpin bangsa ini telah disulap menjadi mobil, tanah dan perhiasan oleh oknum-oknum yang tidak mempunyai hati nurani.

Sampai dalam kelas, tak lama setelah istirahat, aku mendapatkan tambahan bekal hidup dari para pahlawanku. tambahan yang sanngat berarti untuk mengarungi kejamnya laut dunia ini. dari balik sosok mereka yang seakan begitu luas pengetahuannya, tersibak sebuah keadaan yang tidak lebih beruntung daripada orang-orang yang telah aku temui tadi. setiap bulan mereka gajian, tetapi setiap bulan pula selalu ada monster mengancam... potongan ini, itu belum lagi ditambah dengan cicilan sepeda motor yang selalu menjangkiti mereka... serta biaya pendidikan bagi anak-anak mereka yang sedang mencoba menjadi manusia.sungguh tragis nasib setiap manusia di negeri ini.

itulah sebagian kecil gambaran carut marutnya sebuah sistem di negeri yang kaya akan sumber daya baik manusia maupun alam.

semoga kelak sang Presiden yang akan datang mampu mengubah semua itu, UUD 45 tidak hanya sejedar buku yang tertulisi aturan-aturan tanpa kepastian, hukum bukan hanya sekedar singa si manusia kotor tapi bersih jiwanya dan kucing bagi manusia bersih tapi kotor dan busuk. semoga kelak anak-anak negeri bisa mengenyam pendidikan sampa mereka benar-benar menjadi manusia dan bisa melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini. itu semua harus tercapai dan dicapai agar budaya kekaisaran dan kerajaan yang mewarisi tahta secara turun temurun terus terulang dan terulang, beda orang, beda wajah tapi satu perguruan, sama saja bohong.!!!!!

Hanya sebuah Harap

"Aduh..... sakit...." Gerutuku sambil menangis.
" Sudah, jangan nangis lagi... sini ibu obatin..." sahut ibuku sambil berlari kerahku yang kesakitan karena jatuh.

Saat aku jatuh dulu, hanya ibu yang bisa menolongku. Saat aku di jahili teman-teman, tak ada tempat aku mengadu selain ibu. Saat aku bahagia, hanya dengan ibu aku membaginya. Tanpa seorang kakak.

Ya, Keinginan terbesarku saat itu dan sampai sekarang adalah memiliki seorang kakak dan bukan menjadi kakak. Bagiku menjadi seorang kakak berarti kharus menjadi sebuah tembok batu karang yang harus sedia melindungi adiknya. Menjadi sebuah contoh yang "harus" melakonkan karakter terbaik sebagai contoh adiknya. Harus bisa menjadi tauladan yang baik dan harus bisa menjadi ksatria di mata sang adik.

Sebagai seorang kaka aku tak boleh menangsi, tak boleh mengeluh dan harus selalu menjadi karang dimata adikku.

Aku bosan menjadi semua itu...

Aku menginginkan menjadi seorang adik yang bisa disayangi dan dilindungi. Yang bisa dijadikan seorang lawan bermain dan dijadikan seperti boneka. Bertahun-tahun aku menginginkan kehadirannya, namun sampai detik ini, sampai detik air mata ini, aku belum bisa mendapatkan itu. Adikku bisa melihaku sekeras dan setegar batu karang, tetapi jiwa ku menangis. Aku mengiunginkan seorang kakak yang bisa mengerti aku.

Tuhan, adakah kau bisa mengirimku seseorang yang bisa menjadikan aku adiknya? Bisa memberikan kasih sayang sebagai seorang kaka, dan bisa melindungiku serta memberikanku sebuah contoh yang bisa aku tiru.???

Tuhan, sebagi seorang kakak, akupun menginginkan akan hadirnya seorang kakak. Akupun ingin ada seseorang yang bisa aku ajak main bersama dan membelaku saat teman-temanku mengejekku, membangkitkanku saat datang keputus asaanku, menolongku saat aku jatuh dan mengusap air mataku saat aku menangis.

Tapi Tuhan, mengapa smapi saat ini Engkau belum menurunkan seorang kakak kepadaku?

Tuhan, dengar jeritan dari hati kecilku ... Tuhan, engkau Maha Pemberi segalanya, Berikan aku satu saja sosok seorang kakak yang bisa benar-benar memahamiku...!

Kakak, dimanapun sekarang engkau berada, aku merindukan kehadiranmu...

God, give me Brother please...!

Apa ini C.I.N.T.A?

Susah...
Senang...
Bahagia...
Kecewa....
Mengasihi...
Dikasihi...
memberi...
Diberi...
Dikecewkan..
Dihianati...
Disakiti....
Dibohongi...

Semua itu ada dalm satu kata...
yakni CINTA ...


Cinta bisa membuatmu lebih tegar daripada batu karang
Bisa membuatmu lebih kuat daripada matahari
Bisa membuatmu lebih indah daripada rembulan

Tapi Cinta juga Bisa membuatmu lemah
Selemah arang ...

Cinta itu membutuhkan pengorbanan
Kesetiaan dan Kejujuran diuji

Cinta itu cinta
dan tak akan pernah berubah menjadi apapun..

Tak Ada Judul

Seperti Hujan yang menghakimi sang Bumi
Seperti air laut yang mecoba menelan daratan
Itulah apa yang kurasakan
Ingin dan sangat ingin menelanmu agar cintamu tak tebagi
Agar cintamu menyatu dalam raga ini

Dinginya udara disiang yang cerah ini
Semakin meyakinkanku
Bahwa cintamu memang hanya utmukku
Walau aku tahu
Cinta kita tak akan pernah bertemu

Kasih..
Buka matamu
Lihatlah dan pandanglah sekelilingmu
Apa yang akan kau rasakan
Adalah apa yang tengah kurasakan saat ini

Kasih
Saat tali kita tak terpaut
Saat hati kita tak terpilin
Namun aku tetap berjanji kaulah
Kekasih terindah yang pernah kumiliki

Hidup

Banyak yang bilang, katanya hidup itu indah. Aku jawab, iya memang indah, tapi hanya sementara saja.... sisanya pedih bukan main. Banyak yang bilang, katanya hidup itu penuh semangat, ya memang penuh semangat tapi hanya saat kita dengan sesuatu hal yang membuat kita semangta. Saat kita jauh kita akan merasa putus asa dan lemah.

Hidup ini kejam, bagi mereka yang merasa dikejami oleh hidup. Apalah arti hidup tanpa orang yang sayang dan perhatian dengan kita? Tak ada artinya, hidup hanya jadi seperti air, hanya mengikuti arus dan tak berani melawan arus. Kemanupun ada kelokan, akan selalu iktu. Tak pernah berfikir akan menjadi yang paling baik dan teratas, tapi malah selalu mencari dan ingin menjadi yang dibawah. Kadang aku berfikir, memang benar jika hidup seperti air, bukankah sama halnya kita tak punya tujuan? Bermuara ke laut memang benar, tapi bukankah saat kita sampai kelaut kita akan menjadi asin? berubah rasanya?

Ada yang mengatakan jika hidup itu terus berputar seperti roda, lalu jika suatu saat roda kita kempes atau patah? atau terganjal sesuatu? apa hidup harus selesai? bukankah perjalanan hidup masih panjang?

Tak tahu seperti apa hidupku saat ini... Air aku tak mau, Roda pun aku tak ingin. Mungkin seperti udara, yang selalu mencari tempat yang lebih baik dan tempat yang berbeda dengan polusi sebagai masukan dalam hidupku. Iya, seperti udara yang selalu ada dimana-mana... Entah gunung, laut, sawah bahkan di air dan roda juga ada udara. Tapi apa aku bisa menjadi udara? Saat ini saja aku harus pura-pura teguh, tegar dan kuat. Itu demi mereka..... ya demi mereka. Mereka selalu mengatakan kalau aku itu penuh semangat, aku kuat dan tegar layaknya karang... Tapi apa mereka pernah sedikit peduli dengan hatiku, sedikit mengerti perasaanku kalau aku itu sebenarnya sangat dan sangat rapuh? Aku tak tahu hal itu. Aku merasa aku harus kuat walau aku lemah, aku harus ini walau aku itu.

Banyak orang mengatakan jika kita mencintai dan menyayangi seseorang itu jangan seperti bunga karena bunga akan mati kala musim berganti.... Tapi harus seperti sungai yang terus mengalair. Bukankah bunga "Edelweis" akan selalu mekar? Bunga plastik pun tak akan pernah mati??? SUngai pun akan menyusut dan kering kala musim kemarau, akan menjadi musibah kala meluap dan sungai bisa dibendung dengan sangat mudahnya bahkan oleh sampa dan berang-berang???

Susah memaknai hidup yang sebenarnya karena semua perumpamaan dan semuanya bisa dipatahkan dengan sebuah rumus. Lalu apakah hidup itu bisa diartikan sebauh rumus? Rumit dan sangat rumit namun akan memuaskan bisa telah menemukan apa yang dicari lewat sebuah rumus. Mungkin iya, atau mungkin malahan tidak. Rumus bisa dikalahkan dengan praktek langsung. Lalu berarti hidup itu tak seperti rumus??? Tahu kan jawabannya? Hidup itu susah, indah, sedih dan bahagia, tergantung diri kita. Hidup itu bukan air, bukan sungai, bukan bunga, bukan angin apalagi roda. Tapi hidup adalah diri kita, hidup adalah hati kita. Hidup indah apabila hati kita indah, tiada rasa bendi dan bermusuhan, yang ada hanya rasa kasih sayang. Hidup akan sangat menyiksa apabila kita kekurangan kasih sayang dan perhatian. Bagiku, hidup tak adil. Kala remaja seusiaku mendapatkan banyak kasih sayang dan perhatian, aku tidak.

Pada Nusakambangan Bersaksi

Pada Senja ku bertanya, apakah masih ada cinta yang sejati?
Pada laut ku bergumam, mungkinkah ini akhir segalanya?
Jika cinta itu ada dan nyata, haruskah semua ini terjadi?

Hanya lautan luas dan hamparan pasir pantai yang menjadi saksi...
Pada saat kau pertama berjanji mengikat ikatan suci sebuah cinta...
Pada saat kau berjanji akan selalu mengisi kekosongan hatiku...
Pada saat kau mengatakan semuanya harus berakhir sampai disini....

Ya, didepan adalah pulau Nusakambangan yang menyimpan sejuta pesona...
Yang menjadi saksi semua cerita kita...
Yang akan terus bersaksi betapa kau telah menggoyak hati ini....

Janji tinggallah sebuah janji tanpa arti...
Menepis semua kenangan manis yang telah kita lewati...
Menghancurkan indahnya waktu yang telah kita jalani....
Meninggalkan kepedihan yang terus menyiksa hati ini...

Pada Nusakambangan itu telah terlukis sebuah janji cinta.....
Pada Nusakambangan itu pula telah tercipta goresan hati yang mendalam.....


Senja di Nusakambangan,
Cilacap, 13 Juni 2008

Dia

Siapakah dia?
Yang datang dengan senyumannya yang menyejukkan mata
Memberikan sinar harapan yang ku damba
Menyejukkan hati yang telah renta

Siapakah dia?
Yang telah mencuri separuh hati ku ini
Membawanya pergi, entah kemana
Kenapa dia begitu padaku?

Lalu Siapakah dia?
Yang pergi menghilang ditengah kegelapan dunia
Diiringi oleh lolongan anjing malam
Ditangisi oleh hujan dari sang rembulan

Entah siapa dia
Yang telah berani muncul di dalah kehidupanku
Dan berani pergi tanpa meninggalkan jejak

Aku akan mencari Dia
Akan kucari dia
Dan akan kutemukan dia....

Dia... Dimana dia.....
Dia harus mengatakan siapa dia...

Cinta

Cinta
Cinta
Cinta
dan Cinta

Harapan
Impian
dan Cita-cita

Kebahagiaan
Canda tawa
dan Ketenangan

Kesedihan
Kecewa
Tersakiti
dan air mata

Ini Aku

Ini aku
selalu salah dan tak pernah kalah

Ini aku
Selalu ingin menjadi yang terbaik
dan tak pernah melakukan yang terbaik

Ini aku
Ingin selalu dicintai tanpa sedikit kekurangan
Tapi terlalu banyak kemunafikan tentang cinta

Ini aku
Selaluy ingin menunjukan bahwa akau lebih baik
Tapi tak bisa menjadi lebih baik


Ini aku
Apa adanya aku
Tanpa mau basa basi
Inilah aku
Syukur kau mau menerimaku apa adanya...


Klaten, 2 April 2010

Ajari Aku Kasih

Lelahku dalam sebuah penantian
Mengitung setiap titik air mata langit yang jatuh ke pertiwi
Mengurai satu demi satu pasir dari pantai kehidupan
Memisahkan setiap perpaduan warna cinta dan kebencian

Indah ku rasakan dalam kebencian jiwamu
Senyummu
Paras setiap lekuk keindahan

Pada padang pasi aku bertanya
Adakah setitik air cinta yang menetes dalam dataran yang tandus ini?
Adakah embun yang bisa membasahi dahaga cintaku ini?
Adakah oase yang penuh akan kasih sayang dalam dunia tanpa harap ini?

Pada rembulan aku mengumpat
Rembulan, jika kau memang cantik dan indah
Mengapa kau tak muncul setiap malam
Mengapa kau tak sepenuh jiwamu untuk menghiasi bumi ini

Pada laut aku berteriak
Lautan cinta yang dalam dan luas
Kenapa kau tak memberiku sedikit saja manisnya cinta
Mengapa kau hanya memberiku sebuah badai yang aku bisa mati didalamnya
Tak tentu kau ombang ambingkan
Tak tentu arah kau tujukan

Pada Tuhan aku bertanya..
Masihkah ada cinta yang benar-benar tulus untukku Tuhan?

Padamu aku bersapa..
Kasih
Ajari aku
Bagaimana cara mengasihi dan menyayangi
Bgagaim,ana caramencari kasih dalam lumpur kehidupan yang penuh dengan kekecewaan

Kasih...
Maukan kau bersamaku
Masihkah kau bisa bertahan dalam diriku
Dengan kapal yang telah retak
Mengarungi lautan kasih dan kehidupan ini...

Klaten, 9 April 2010

Aku Hanya Lilin

Cinta....
Hanya itu yang mampu aku katakan

Kasih....
Hanya itu yang mampu aku berikan

Ketulusan....
Hanya itu yang mampu aku persembahkan

Kejujuran....
Hanya itu yang bisa aku lakukan

Kesetiaan...
Hanya itu yang bisa aku wujudkan

Kasih,
Aku bukanlah laut yang mempunyai sejuta keindahan dan pesona
Aku bukanlah sang Matahri yang mempunyai kekuatan untuk menerangi seisi dunia
Aku bukanlah Rembulan dan Bintang yang bisa membuat malm kian sempurna

Kasih,
Aku hanyalah kolam kecil yang hanya berisi sedikit keindahan dan pesona
Aku hanya mampu memberimu sedikit kebahagiaan
Aku hanya mampu memberimu kesetiaan

Kasih,
Aku hanyalah sebuah lilin kecil
Lilin yang akan memberikan cahaya penerang
Menenrangi hari-harimu dengan cahaya redupku
Walau aku tahu aku pasti akan lenyap

Kasih,
Aku hanyalah malam tanpa bintang
Aku adalah malam kelam yang hanya bersisi kegelapan
Aku hanya menginginkan kau sedia mengisi malam itu dengan pancaran kasih rembulanmu
dan taburan kesetiaan bintangmu

Kasih,
Itulah aku...
Aku hanya bisa menjadi aku
Dan aku tak pernah bisa dan tak akan pernah bosan untuk mencoba membahagiakanmu...


Klaten, 12 November 2009

Sajak Malam

Langit terilaht sangat cerah
Berjuta bintang menemani dewi malam
Bintang menambah hiasan malam menjadi semarak
Tapi mengapa hatiku Bimbang?

Pada satu bintang aku bertanya
Ada apakah gerangan yang terjadi
Mengapa hati ini begitu bimbang
Dalam setiap sebuah keputusan

Pada satu bintang aku bertanya
"Hai Bintang, tahukan kau isi hatiku?"
Taukah kau pada siapa kumerindu?
Tapi mengapa semua itu semu?

Bintang
Sajak ini aku persembahkan untukmu
Bintang
Terangi semua orang terkasih mu
Terangi semua Sahabat-sahabatku

Bintang, Hiasilah mimpi mereka dengan kilauan sinarmu...


Klaten, 12 Juni 2010