Rabu, 01 September 2010

Hidup

Banyak yang bilang, katanya hidup itu indah. Aku jawab, iya memang indah, tapi hanya sementara saja.... sisanya pedih bukan main. Banyak yang bilang, katanya hidup itu penuh semangat, ya memang penuh semangat tapi hanya saat kita dengan sesuatu hal yang membuat kita semangta. Saat kita jauh kita akan merasa putus asa dan lemah.

Hidup ini kejam, bagi mereka yang merasa dikejami oleh hidup. Apalah arti hidup tanpa orang yang sayang dan perhatian dengan kita? Tak ada artinya, hidup hanya jadi seperti air, hanya mengikuti arus dan tak berani melawan arus. Kemanupun ada kelokan, akan selalu iktu. Tak pernah berfikir akan menjadi yang paling baik dan teratas, tapi malah selalu mencari dan ingin menjadi yang dibawah. Kadang aku berfikir, memang benar jika hidup seperti air, bukankah sama halnya kita tak punya tujuan? Bermuara ke laut memang benar, tapi bukankah saat kita sampai kelaut kita akan menjadi asin? berubah rasanya?

Ada yang mengatakan jika hidup itu terus berputar seperti roda, lalu jika suatu saat roda kita kempes atau patah? atau terganjal sesuatu? apa hidup harus selesai? bukankah perjalanan hidup masih panjang?

Tak tahu seperti apa hidupku saat ini... Air aku tak mau, Roda pun aku tak ingin. Mungkin seperti udara, yang selalu mencari tempat yang lebih baik dan tempat yang berbeda dengan polusi sebagai masukan dalam hidupku. Iya, seperti udara yang selalu ada dimana-mana... Entah gunung, laut, sawah bahkan di air dan roda juga ada udara. Tapi apa aku bisa menjadi udara? Saat ini saja aku harus pura-pura teguh, tegar dan kuat. Itu demi mereka..... ya demi mereka. Mereka selalu mengatakan kalau aku itu penuh semangat, aku kuat dan tegar layaknya karang... Tapi apa mereka pernah sedikit peduli dengan hatiku, sedikit mengerti perasaanku kalau aku itu sebenarnya sangat dan sangat rapuh? Aku tak tahu hal itu. Aku merasa aku harus kuat walau aku lemah, aku harus ini walau aku itu.

Banyak orang mengatakan jika kita mencintai dan menyayangi seseorang itu jangan seperti bunga karena bunga akan mati kala musim berganti.... Tapi harus seperti sungai yang terus mengalair. Bukankah bunga "Edelweis" akan selalu mekar? Bunga plastik pun tak akan pernah mati??? SUngai pun akan menyusut dan kering kala musim kemarau, akan menjadi musibah kala meluap dan sungai bisa dibendung dengan sangat mudahnya bahkan oleh sampa dan berang-berang???

Susah memaknai hidup yang sebenarnya karena semua perumpamaan dan semuanya bisa dipatahkan dengan sebuah rumus. Lalu apakah hidup itu bisa diartikan sebauh rumus? Rumit dan sangat rumit namun akan memuaskan bisa telah menemukan apa yang dicari lewat sebuah rumus. Mungkin iya, atau mungkin malahan tidak. Rumus bisa dikalahkan dengan praktek langsung. Lalu berarti hidup itu tak seperti rumus??? Tahu kan jawabannya? Hidup itu susah, indah, sedih dan bahagia, tergantung diri kita. Hidup itu bukan air, bukan sungai, bukan bunga, bukan angin apalagi roda. Tapi hidup adalah diri kita, hidup adalah hati kita. Hidup indah apabila hati kita indah, tiada rasa bendi dan bermusuhan, yang ada hanya rasa kasih sayang. Hidup akan sangat menyiksa apabila kita kekurangan kasih sayang dan perhatian. Bagiku, hidup tak adil. Kala remaja seusiaku mendapatkan banyak kasih sayang dan perhatian, aku tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Copy Paste Tapi selalu CANTUMKAN SUMBER sebagai sarana perlindungan HAK CIPTA.