Rabu, 01 September 2010

Coretan Bodoh dari Pemuda tak Berotak

Hatiku saat ini tengah berkecambuk. Pertempuran antara beberapa hal membuatku melemah dan tanpa kendali. Nafsu duniawi mengalahkan semua imajinasi yang telah ku tata secara matang dan penuh ketenangan jiwa. Jiwaku seolah-olah mati, ragaku seolah-olah musnah tanpa bekas ditelan dunia yang tua ini dan Keserakahan yang abadi.

Lama ku hidup dalam sebuah keterasingan yang kujalani dengan penuh paksaan, bahkan aku tak sempat untuk mengatakan apa yang harusnya ku katakan padamu. Bibir ini seolah terjahit oleh keangkuhanmu, pikiran ini seolah terbekukan oleh egomu dan jiwa ini terasa mati oleh sikapmu yang begitu kuat untuk sekedar ku masuki.

Akh, rasanya ingin kuputar ulang waktu, ingin ku balikkan dunia agar semuanya apa yang ada dan nyata menjadi semu dan tak pantas lagi. Tapi aku tak bisa lakukan apapun, karena aku tak bisa. Tuhan masih sebagai pengendali Utama kehidupan ini. Aku hanya menjalankan apa yang telah Tuhan rencanakan.

Hidup di sebuah negri yang penuh kemunafikan, janji janji palsu dan omong kosong serta kerakusan para petinggi membuatku semakin bertambah galau dan gelisah, bahkan menggila karena kerasnya aturan yang harus terpaksa kami jalani. Tapi inilah takdir yang telah Tuhan gariskan, semuanya terang dan nyata. Samar-samar akan hilang oleh cahaya yang datang dari celah Rumbia.

Akhirnya nanti akan tiba semuanya pada satu masa yang tak biasa,ketikan semuanya harus berbalik total dan menyeluruh. Menjadikan penguasa sebagai jelata dan jelata sebagai raja. Menghakimi semuanya yang telah terbukti menjadi pengecut-pengecut di sisa jaman. Menghancurkan segala macam tirani yang telah membelenggu dan memotong lidah kami yang teracam. Menjadikan negri ini sebagai negri yang makmur akan raja raja yang arif dan bijaksana. Menjadikan negri ini menjadi negri yang paling disegani oleh dunia dan negri yang dipuja oleh seluruh bangsa.

Sekarang..., aku hanya ingin melakukan satu hal. Pergi memandang laut. Mencoba untuk menerobos celah cakrawala dan menyingkap tabir misteri dibalik semua itu. Berjalan diatas butiran butiran pasir pantai yang belum ternodai oleh kemunafikan dan keserakahan dan membiarkan jemari kakiku bebas menikmati jilatan jilatan dari ombak yang datang. Indah rasanya.... Tenang rasanya.... damai Rasanya... hidup disuatu tempat tanpa kemunafikan, kesombongan, keserakahan dan keangkuhan yang mencoba menantang Tuhan di dunia ini. Indah rasanya jika di dunia itu hanya ada Aku, Kau dan beberapa orang tanpa nafsu serta keserakahan yang menyelimuti hatinya.

Aku takut jika semuanya hanya mimpi karena dunia ini penuh dengan sandiwara dan omong kosong yang memuakkan. Penuh dengan intrik licik yang saling menjatuhkan dan penuh dengan segala hal hal brengsek yang perlu di babat habis tanpa ampun. Kesal dan sebal rasanya jika semuanya itu kandas oleh pikiran pikiran manusia manusia licik.

Tapi aku yakin, suatu saat nanti, entah esok, lusa, lusa atau lusa... semuanya akan menjadi nyata. Entah ada atau tiadanya aku disitu, entah ada atau tiadanya kita disana, atau bahkan saat semua manusia telah ditiadakan karena sudah terlalu melampaui batas kewajaran yang telah digariskan-Nya. ya... Suatu saat nanti.... ya Suatu saat nanti... Entah kapan Suatu saat nanti itu datang..... dan Suatu saat nanti yang hanya ada Aku, Kalian dan Tuhan....


Sebuah Negri di Sebrang Jalan, 28 Juli 1610

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Copy Paste Tapi selalu CANTUMKAN SUMBER sebagai sarana perlindungan HAK CIPTA.