Rabu, 01 September 2010

Ingin Berbagi

" ingatkah engkau kepada
embun pagi bersahaja
yang menemanimu
sebelum cahaya "

Seperti lirik lagu itulah kenangan semasa SMA bersama-sama teman-teman dari Dewan Ambalan Soesilo Soedarman-Dewi Sartika saat saat perKemahan.

4 tahun yang lalu, aku memutuskan untuk menempuh study di sebuah sekolah menengah atas yang baru berdiri di daerahku, ya SMA N 2 Kroya tercinta.... Disekolah ini aku curahkan segenap perhatian dan tenaga untuk menuntut ilmu. Setiap pagi jam 6, aku selalu melangkahkan kakiku untuk menyusuri jalan di pinggiran pemantang sawah menuju kawah candradimuka ini. dengan berbekal sebuah tas "cangklek" beberapa buku di dalam tas, serta buku-buku super tebal yang harus di jinjing, aku mulai menyusur setiap jalan dengan keteguhan hati mencari jejak-jejak ilmu yang tersebar.

Langkah dan ayunan kaki ini setiap paginya selalu ditemani oleh suara-suara alam yang begitu nyaman, sangat indah dan enak didengar serta dengan dorongan semangat dari sang mentari yang membuat gairahku akan ilmu pengetahuan bergejolak. Dari sisi kanan dan kiri aku lihat hamparan sawah yang menghijau dengan beberapa petani yang sedang menggauli sawah mereka seolah mereka semua berkata " anak muda, kami membutuhkan otakmu ". tapi tunggu, bukankah aku masih terlalu kecil untuk bisa berguna bagi kalian? namun aku akan mencoba cewpat besar dengan membuat perubahan yang besar, agar kalian semua bisa mendapatkan pupuk dengan harga murah dan cepat. Agara nantinya bulir-bulir padi yang kalian hasilkan bisa lebih berharga... tapi aku yakin, walau mungkin bulir-bulir padi yang kalian hasilkan harganya jauh dan jauh rendah, tetapi harga diri kalian tinggi... kalian mau bekerja di sawah demi menghasilkan sebulir padi, bergelut dengan panas dan kotor. namun jiwa kalian tetap bersih ketimbang mereka para politisi yang mengaku bersih dan suci tetapi kotor dan busuk dalamnya.

Sampai pada suatu pasar yang ramai akan hiruk pikuk dengan obrolan para pedagang dan pembeli yang saling tawar menawar. Mereka sibuk menawar barang dengan harga yang murah... pedagang pun sibuk menawarkan dagangannya agar laku terjual. Beberapa dari ibu-ibu pembeli mengeluh, harga semakin mahal dan sulit dijangkau. Padahal mereka sebenarnya tidak tahu, jika mereka sedang dipermainkan oleh para anjink-anjink berdasi yang bermain dibelakang semua ini. bosan dengan obrolan dan keluhan,akupun melangkahkan kembali kakiku dan tepat dihadapanku segerombolan bocah SD yang sedang melangkahkan kakinya untuk belajar menjadi manusia yang beradab. Namun aku sungguh tercengang, bukannya nyanyian Garuda Pancasila ataupun Rayuan Pulau Kelapa yang keluar dari bibir mungil mereka tetapi malah lagu-lagu pop beken yang sedang naik daun. Apakah guru-guru dan orang tua mereka tidak mengajari mereka? ataukah lagu-lagu perjuangan jaman dahulu yang menurut saya sangat indah itu sudah ketinggalan jaman dan tidak "gaul"?

belum genap 50 meter dari gerombolan anak-anak SD tadi, saya terkejut dengan hadirnya seorang nenek tua dengan anak kecil yang berpakaian kumuh dan sobek disana sini. Nenek itu menghampiriku dan memelas.. "nyuwun artone mas..." tanpa basa basi aku menjulurkan uang dari dalam saku depan baju OSIS ku. Sang anak terlihat sangat manis walaupun kotor sana sini, tetapi walau raga mereka kotor, aku sangat yakin batin dan jiwa mereka bersih, tidak seperti para manusia berdasi yang duduk memerintahkan sebuah wilayah, berpakaian serba bagus , bersih dan rapi tetapi dalamnya kotor dan busuk. hmm.. pemandangan yang sungguh sangat bertentangan dengan UUD 45 dimana fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Mungkin negara hanya memelihara mereka tanpa mau bertanggung jawab, sehingga jika mereka dipelihara maka jumlah mereka akan semakin banyak dan tumbuh pesat. Serta sangat kontras dengan salah satu pasal yakni bahwa setiap warga negara berhak atas penghidupan yang layak dan berhak untuk mendapatkan pengajaran? tetapi apakah yang terjadi.... pasal itu hanya milik mereka para penguasa uang, para penggila uang dan kedudukan.bukan bagi para manusia dengan raga kotor tetapi hati yang bersih seperti nenek-nenek dan anak kecil tadi.

Sampai didepan sekolah, aku menyadari bahwa sekolahku jauh dari layak untuk sebuah sekolah. tak ada pintu gerbang, tak ada laborat yang memadai, bila hujan selalu banjir, dan bila panas selalu banyak debu yang berterbangan.buku-buku tak lengkap dan sering kali kami harus mencari bahan materi pelajaran sendiri. Seharusnya sekolahku bisa lebih baik dan bagus daripada sekarang, namun sayang.. uang dan biaya yang seharusnya digunakan untuk membangun fasilitas sekolah bagi calon pemimpin bangsa ini telah disulap menjadi mobil, tanah dan perhiasan oleh oknum-oknum yang tidak mempunyai hati nurani.

Sampai dalam kelas, tak lama setelah istirahat, aku mendapatkan tambahan bekal hidup dari para pahlawanku. tambahan yang sanngat berarti untuk mengarungi kejamnya laut dunia ini. dari balik sosok mereka yang seakan begitu luas pengetahuannya, tersibak sebuah keadaan yang tidak lebih beruntung daripada orang-orang yang telah aku temui tadi. setiap bulan mereka gajian, tetapi setiap bulan pula selalu ada monster mengancam... potongan ini, itu belum lagi ditambah dengan cicilan sepeda motor yang selalu menjangkiti mereka... serta biaya pendidikan bagi anak-anak mereka yang sedang mencoba menjadi manusia.sungguh tragis nasib setiap manusia di negeri ini.

itulah sebagian kecil gambaran carut marutnya sebuah sistem di negeri yang kaya akan sumber daya baik manusia maupun alam.

semoga kelak sang Presiden yang akan datang mampu mengubah semua itu, UUD 45 tidak hanya sejedar buku yang tertulisi aturan-aturan tanpa kepastian, hukum bukan hanya sekedar singa si manusia kotor tapi bersih jiwanya dan kucing bagi manusia bersih tapi kotor dan busuk. semoga kelak anak-anak negeri bisa mengenyam pendidikan sampa mereka benar-benar menjadi manusia dan bisa melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini. itu semua harus tercapai dan dicapai agar budaya kekaisaran dan kerajaan yang mewarisi tahta secara turun temurun terus terulang dan terulang, beda orang, beda wajah tapi satu perguruan, sama saja bohong.!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Copy Paste Tapi selalu CANTUMKAN SUMBER sebagai sarana perlindungan HAK CIPTA.